Profil Desa Tlagawera
Ketahui informasi secara rinci Desa Tlagawera mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Tlagawera, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi pertanian, khususnya salak, pengembangan UMKM, kondisi geografis, data kependudukan, serta program strategis pemerintahan desa. Temukan data terbaru dan analisis mendalam di sini.
-
Sentra Pertanian Strategis
Berlokasi dekat dengan ibu kota kabupaten, Desa Tlagawera menjadi salah satu pilar penyangga pangan dengan sektor pertanian, terutama perkebunan salak, yang mendominasi lanskap ekonomi.
-
Potensi Ekonomi Kreatif
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan geliat positif, berfokus pada pengolahan hasil pertanian dan kerajinan lokal yang terus didorong untuk berkembang.
-
Kekayaan Tradisi dan Budaya
Masyarakat Tlagawera aktif melestarikan warisan budaya, seperti tradisi Rebo Wekasan, yang menjadi bagian dari identitas sosial dan memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya.

Desa Tlagawera, yang terletak di Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menampilkan wajah sebuah wilayah perdesaan yang dinamis di tengah arus pembangunan. Berada tidak jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, desa ini memegang peranan penting sebagai salah satu kantong produksi pertanian sekaligus area pengembangan ekonomi lokal. Dengan topografi dataran yang subur, Tlagawera menjadi panggung bagi geliat aktivitas agribisnis dan usaha kerakyatan yang menopang kehidupan ribuan warganya, sambil terus berupaya mengoptimalkan potensi yang ada untuk masa depan yang lebih sejahtera.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara administratif, Desa Tlagawera merupakan salah satu dari empat desa di wilayah Kecamatan Banjarnegara, di samping sembilan kelurahan lainnya. Lokasinya yang strategis, hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat kota Banjarnegara, memberikan keuntungan dari sisi aksesibilitas dan distribusi ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan dokumen perencanaan daerah, Desa Tlagawera memiliki luas wilayah yang signifikan, didominasi oleh lahan pertanian.
Berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 8 Tahun 2023 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa, wilayah Desa Tlagawera memiliki batas-batas yang jelas. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan wilayah Kecamatan Madukara dan Banjarmangu. Di sisi timur, Tlagawera bersebelahan dengan Desa Cendana dan Kecamatan Sigaluh. Batas selatannya ialah Kecamatan Pagedongan, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Desa Ampelsari dan Kecamatan Bawang. Penetapan batas yang tegas ini menjadi dasar hukum penting dalam perencanaan tata ruang dan administrasi pemerintahan desa.
Menurut data kependudukan terakhir yang dihimpun, jumlah penduduk Desa Tlagawera mencapai ribuan jiwa yang tersebar di beberapa dusun, antara lain Dusun Sipoh, Dusun Tlaga, Dusun Sokawera dan Dusun Sagem. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya tergolong sedang, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal baik untuk permukiman maupun kegiatan ekonomi. Struktur demografisnya didominasi oleh penduduk usia produktif, yang menjadi modal utama dalam penggerak roda perekonomian desa, terutama di sektor pertanian dan UMKM.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Roda pemerintahan di Desa Tlagawera berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra legislatif. Fokus utama pemerintah desa saat ini ialah pada peningkatan infrastruktur dasar, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan optimalisasi pelayanan publik. Program-program yang digulirkan senantiasa diarahkan untuk memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki.
Salah satu bukti perhatian dari pemerintah tingkat provinsi ialah diterimanya bantuan desa dampingan dari UPZ Dispermades Provinsi Jawa Tengah pada akhir tahun 2023. Bantuan senilai Rp 30.000.000 tersebut dialokasikan untuk mendukung program-program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, menunjukkan bahwa Tlagawera dipandang sebagai desa yang memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh.
Pemerintah desa juga aktif dalam mengelola administrasi kewilayahan, seperti yang tercantum dalam arsip Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara tahun 2002 yang mencatat adanya pemecahan wilayah dusun untuk efektivitas pelayanan. Hal ini menandakan adanya upaya berkelanjutan untuk menyesuaikan struktur pemerintahan dengan dinamika perkembangan penduduk dan wilayah. Visi pembangunan desa diarahkan pada terciptanya kemandirian ekonomi dan kesejahteraan sosial yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan
Sektor ekonomi Desa Tlagawera bertumpu pada pilar utama, yakni pertanian. Lahan yang subur dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk untuk menanam berbagai komoditas. Dari dokumen "Kecamatan Banjarnegara Dalam Angka", diketahui bahwa lahan di kecamatan ini, termasuk di Tlagawera, terbagi atas lahan sawah dan lahan kering seperti pekarangan dan kebun.
Sektor pertanian, khususnya perkebunan salak, merupakan salah satu komoditas unggulan yang menjadi ciri khas. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, pertanian salak tetap menjadi sumber penghidupan penting. Sebuah studi dari Universitas Diponegoro menyoroti perlunya strategi pengelolaan pertanian salak yang lebih modern di Kecamatan Banjarnegara untuk meningkatkan nilai jual dan kesejahteraan petani. Ini mencakup perbaikan teknik budidaya, penanganan pascapanen, hingga strategi pemasaran yang lebih luas.
Selain pertanian, denyut nadi ekonomi juga terasa dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berbagai produk olahan makanan berbasis hasil pertanian lokal mulai bermunculan, meskipun belum terekspos secara masif. Pemerintah desa bersama lembaga terkait terus mendorong tumbuhnya UMKM sebagai alternatif dan pelengkap sumber pendapatan masyarakat. Pelatihan kewirausahaan, bantuan permodalan, dan fasilitasi akses pasar menjadi beberapa program yang diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan sektor ini. Potensi pengembangan UMKM tidak hanya terbatas pada makanan, tetapi juga kerajinan tangan dan jasa, seiring dengan meningkatnya konektivitas dan permintaan pasar.
Kehidupan Sosial, Budaya, dan Infrastruktur
Kehidupan sosial masyarakat Desa Tlagawera sangat kental dengan nilai-nilai agraris dan semangat gotong royong. Interaksi antarwarga terjalin erat melalui berbagai kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, dan adat. Salah satu tradisi budaya yang masih lestari dan menjadi objek kajian akademis ialah tradisi "Rebo Wekasan". Sebuah riset dari UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto menganalisis relasi antara agama dan budaya dalam pelaksanaan tradisi ini di Tlagawera, menunjukkan dalamnya nilai-nilai kearifan lokal yang dipegang teguh oleh masyarakat.
Kegiatan budaya lainnya juga turut mewarnai kehidupan desa. Pada tahun 2022, Desa Tlagawera menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan "Layar Tanjleb" yang merupakan bagian dari rangkaian Festival Film Purbalingga. Acara ini tidak hanya menjadi hiburan bagi warga, tetapi juga menjadi medium untuk memperkenalkan desa ke khalayak yang lebih luas dan merangsang kreativitas pemuda setempat.
Dari sisi infrastruktur, Desa Tlagawera terus berbenah. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat kota sudah dalam kondisi baik, mempermudah mobilitas penduduk dan barang. Fasilitas pendidikan dasar seperti SD Negeri 3 Tlagawera telah tersedia untuk memastikan generasi muda mendapatkan akses pendidikan yang layak. Begitu pula dengan fasilitas kesehatan tingkat dasar seperti Posyandu yang aktif memberikan pelayanan kepada ibu dan anak. Ketersediaan listrik dan jaringan komunikasi juga sudah menjangkau sebagian besar wilayah desa, meskipun penguatan sinyal internet masih menjadi kebutuhan untuk mendukung ekonomi digital.
Prospek dan Tantangan Pembangunan
Menatap ke depan, Desa Tlagawera memiliki prospek pembangunan yang cerah. Lokasinya yang strategis dan potensi sumber daya alam, terutama di sektor pertanian, merupakan modal dasar yang kuat. Pengembangan agribisnis melalui penerapan teknologi pertanian modern, diversifikasi produk olahan salak, dan penguatan kelembagaan kelompok tani dapat menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Potensi wisata berbasis budaya, seperti paket wisata edukasi tradisi Rebo Wekasan, juga layak untuk digali lebih dalam.
Namun sejumlah tantangan juga menghadang. Regenerasi petani menjadi isu krusial, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik bekerja di sektor non-pertanian. Fluktuasi harga komoditas pertanian di tingkat pasar juga seringkali merugikan petani. Selain itu, persaingan produk olahan dari daerah lain menuntut UMKM di Tlagawera untuk terus berinovasi dalam hal kualitas, kemasan, dan pemasaran.
Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, akademisi, dan pihak swasta menjadi kunci. Diperlukan sebuah peta jalan pembangunan yang komprehensif, yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan pelestarian budaya. Dengan pengelolaan yang tepat, Desa Tlagawera berpotensi besar untuk tidak hanya menjadi desa yang maju secara ekonomi, tetapi juga mandiri dan berdaya saing tinggi di Kabupaten Banjarnegara.